Minggu, 24 Agustus 2008

Optimalisasi Perkembangan Anak sesuai Telentanya

Pendahuluan

Sebelum memulai dengan penggalian talenta anak-anak kita, dan juga apakah mereka telah tumbuh dan berkembang secara optimal dan sebagainya, mari kita kembali pada titik awal yaitu menggali dan melihat sekali lagi apa Visi, Misi dan tujuan kita sebagai orang tua dalam membesarkan anak-anak kita.
Apakah keinginan-keinginan / cita-cita kita yang belum atau tidak bisa kita capai karena saat itu fasilitas, kesempatan tidak kita miliki dan kita ingin agar anak kita yang mencapainya ? mimpi-mimpi kita ? Ego kita dan prestis ?
Bila mereka harus meneruskan dan mewarisi impian kita, cita-cita kita, segala sesuatu milik kita yang belum atau bahkan telah kita capai? Bagaimana dengan mereka, dan bila mereka terus melakukan hal yang sama itu kepada anak mereka, cucu-cucu kita, bahagiakah mereka ? Berkembangkah talenta mereka, tentunya talenta mereka tidaklah sama dengan talenta kita. Tentulah ketidakbahagiaan dan tekanan batin yang kita wariskan bagi keturunan kita, terutama bila tuntutan itu tidak sesuai dengan kata hati mereka, minat mereka, talenta mereka.
Bisakah mereka menjadi diri mereka sendiri yang bahagia dan sangat menaruh hormat kepada kita, orang tuanya, yang telah mengembangkan potensi terpendam mereka, mengarahkan apa yang menjadi minat mereka? Respek mendalam yang akan terus menghiasi relung hati mereka bahkan disaat kita tua dan renta, kita adalah sosok yang sangat berharga karena kita telah menjadikan mereka seseorang yang bahagia dan menjadi apa yang mereka impikan. Kita yang telah menjadi busur yang melengkung sedemikian rupa agar anak-anak kita, sang anak panah, dapat melejit sejauh mungkin ia bisa dengan segala faktor pendukung dan penghambat yang ada di luar kuasa kita.
Bila kita telah sepakat, mereka haruslah menjadi diri mereka sendiri, mari kita lihat apa yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan talenta apa yang mereka miliki, impian apa yang ingin mereka capai, bagaimana mereka menjadi diri mereka sendiri, menjadi yang terbaik di bidang yang mereka minati, apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai, bimbingan apa yang mereka butuhkan dan sebagainya. Segalanya akan terpusat dan kembali kepada anak kita, bagaimana agar mereka bisa menjadi yang terbaik dan menjadikan mereka merasa berharga dan bahagia di setiap tahap dalam rentang kehidupan mereka. Pribadi yang percaya diri dan mempunyai harga diri.
Mari kita persiapkan mereka agar siap mengadapi semua permasalahan yang kelak mereka hadapi, walaupun kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, keadaan jaman kita sangat berbeda dengan jaman mereka serta tuntutan yang mereka temui. Persiapan apa yang harus kita berikan agar apapun persoalan itu mereka siap dan berhasil mengatasinya:
· Kecakapan / kemampuan untuk belajar dan terus belajar. Memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pembelajar sepanjang hidup.
· Pantang menyerah. Mencoba dan mencoba lagi tanpa putus asa memecahkan apapun persoalan yang mereka hadapi. Pribadi yang tangguh.
· Memahami pola pikir mereka. Sebagai seorang individu anak-anak kita memiliki apa yang disebut perbedaan individu, setiap individu unik, tidak ada yang sama satu dengan yang lain. Sebagai orang tua biologis apakah sidik jari anda sama dengan anak anda? Sungguh sangat luar biasa karena perbedaan individu inilah, tidak ada manusia yang sama persis satu dengan lainnya seperti halnya sidik jari kita. Bagaimana mereka mempelajari sesuatu dari lingkungan sesuai dengan tahapan usia mereka, bagaimana cara mereka belajar, hal-hal inilah yang perlu kita telaah bersama agar memperoleh hasil yang terbaik.
Anak-anak berusia 0-8 tahun ternyata lebih banyak menggunakan otak kanan mereka yaitu sebanyak 80 % dalam mengenali, memahami dan menyimpan semua informasi yang mereka tangkap dari lingkungan mereka, 20 % sisanya dengan otak kiri. Bagaimana cara kerja otak kanan dan kiri kita? Bagan berikut ini menunjukkan cara kerja otak kita :

Left Brain /Otak kiri
Logical / logis

Sequential
Rational / rasional
Analytical
Objective /objektif
Looks at parts / melihat per bagian
Short term memory / ingatan jangka pendek

Right Brain / Otak kanan

Random / acak

Intuitive

Holistic / keseluruhan

Synthesizing

Subjective / subjektif

Looks at wholes / melihat sebagai suatu keseluruhan
Long term memory/ ingatan jangka panjang

Keduabelah otak kita memiliki cara kerja yang berbeda dan anak usia 0-8 tahun lebih banyak menggunakan otak kanan mereka yang disebut juga sebagai "animal brain" dan menganalisa lingkungan melalui penglihatan dan bunyi-bunyian yang berguna untuk bertahan hidup. Pada dasarnya hewan adalah 100% "right-brained." Manusia tetap mempertahankan talenta fauna mereka di otak kanannya dan mengubah otak kiri untuk bahasa and tool use. Pada usia 8 ke atas mulailah mereka menggunakan 50 % otak kanan dan 50 % otak kiri. Dengan memahami cara kerja otak kita sesuai dengan tahapan usia, kita dapat menyesuaikan bagaimana pembelajaran kita berikan bagi anak-anak kita.
Apakah ini berarti kita tidak mengembangkan otak kiri dimasa kanak-kanak? Tidak juga! Karena proporsi 20% pengembangan otak kiri di masa kanak-kanak juga harus dipenuhi selain 80% materi untuk mengisi otak kanan anak.

Metoda apa yang saat ini paling sesuai untuk masa kanak-kanak 0-8 tahun?
Metoda ini haruslah memberikan banyak kesempatan, rangsangan, juga tantangan bagi pengembangan pribadi mereka secara utuh dan pengembangan otak kanan dan otak kiri sesuai porsinya di tiap tahapan perkembangan anak, melihat potensi anak dengan talenta yang beragam, perbedaan individu yang membuat mereka unik. Metoda BCCT adalah salah satu alternatif terbaik saat ini karena dapat memenuhi apa yang kita harapkan dalam menyampaikan materi secara menyeluruh dan utuh kepada anak sehingga dalam proses pembelajaran mereka tidak terpilah-pilah. Anak belajar matematika, seni, musik, bahasa, kreativitas seluruhnya menyatu dalam suatu kegiatan di setiap sentranya. Apakah metoda BCCT ini cocok untuk anak usia 4 tahun keatas atau anak usia Taman Kanak-kanak? Metoda ini sangat cocok bahkan hingga anak tersebut berusia 8 tahun. Metoda BCCT ini pun sangat luwes saat digabungkan dengan tehnik MI (multiple intelegences) yang menggali talenta anak berdasarkan kecerdasan menonjol yang dimilikinya, apa yang disukai dan tidak disukainya.

Sesuaikah gaya pembelajaran di sekolah dengan cara kerja otak anak, pengembangan talenta anak ?
Pembelajaran yang dilakukan di sekolah ada dua gaya yaitu :
Concrete and abstract perceivers--Concrete perceivers penyerapan informasi melalui pengalaman langsung, melakukan sendiri, pengindraan dan merasakan secara langsung. Abstract perceivers, menyerap informasi melalui analisa, observasi dan pemikiran.
Active and reflective processors--Active processors memahami pengalaman secara langsung melalui penggunaan informasi baru. Reflective processors memahami pengelaman melalui refleksi dan pemikiran mengenai pengalaman itu.
Pembelajaran yang lebih memperhatikan adanya perbedaan individu dan menitikberatkan pada pengembangan kemampuan anak sesuai talentanya adalah pembelajaran dengan gaya Concrete perceivers dan Active processors. Sedangkan pembelajaran di sekolah yang masih menggunakan cara tradisional lebih mengarah pada abstract perceiving dan reflective processing.

Pendekatan Tehnik MI untuk mengetahui talenta anak kita
Howard Gardner menyebutkan kecerdasan sebagai berikut :
Verbal-Linguistic—kemampuan menggunakan kata-kata dan bahasa
Logical-Mathematical—kapasitas untuk berfikir induktif dan deduktif, kemampuan menggunakan angka-angka dan pola abstrak
Visual-Spatial—kemampuan untuk memvisualisasikan benda-benda dan dimensi ruang serta kemampuan daya bayang ruang serta gembar.
Body-Kinesthetic—kemampuan mengendalikan gerakan tubuh dan pemahaman tentang tubuh.
Musical-Rhythmic—kemampuan memahami perbedaan pola nada dan suara, memiliki sensitifitas terhadap ritme dan ketukan.
Interpersonal—Kemampuan melakukan komunikasi dan hubungan person to person.
Intrapersonal--The spiritual, inner states of being, self-reflection, and awareness
Naturalistic – minatnya terhadap dunia luar, alam sekitar, kegiatan di luar ruangan.
Talenta anak kita manakah yang menonjol berdasarkan pendekatan tehnik MI ? Untuk mengetahui talenta anak kita bisa kita berikan melalui 8 daftar pertanyaan/checklist untuk menggali potensi setiap kecerdasan dalam diri anak kita.
Dengan menggunakan tehnik MI ini diharapkan pembelajaran di sekolah yang seringkali lebih menekankan pada kemampuan bahasa, matematika disarankan lebih menyeimbangkan kurikulum dengan memasukkan pengembangan kemampuan seni, kesadaran diri, komunikasi dan pendidikan jasmani. Pembelajaran lebih diperkaya dengan berbagai metoda pembelajaran antara lain instruksi, main peran, main musik, belajar kooperatif, refleksi, visualisasi, story telling dan lain-lain.
Kapan anak saya siap belajar membaca, menulis dan berhitung ?
Dengan memahami cara kerja otak sesuai dengan tahapan usia, kita tahu bahwa sejak dini anak telah dapat diberikan materi yang mendukung kesiapan anak untuk belajar membaca, anak dapat dinyatakan telah siap belajar membaca bila telah dapat membedakan angka dan huruf, mengenal bentuk, mengenal perbedaan bunyi huruf, mengenal rangkaian (pola), mengenal perbedaan intonasi
Sementara itu agar anak dapat belajar lebih banyak kosakata dan tata bahasa yang baik dan benar sangatlah perlu untuk kita bacakan buku baginya.

Buku-buku menenggelamkan anak pada kosakata yang jauh lebih kompleks dan tata bahasa yang lebih benar daripada apa yang didengar anak dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan di sekolah. Amatlah penting bagi orang tua untuk membacakan putra-putrinya berbagai bacaan mendidik, karena memberikan akses bagi anak pada perkembangan bahasa dan kemampuan membaca di masa depan mereka. Baca, baca, baca !!!!
Menulis dapat kita persiapkan melalui kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kemampuan motorik halus seperti mencoret-coret, melukis, menggambar dan lainya dengan menggunakan berbagai media, misalnya arang, kapur, tongkat untuk menulis atau menggambar di atas tanah dan lain-lain. Adanya keterkaitan antara menggambar dan menulis terlihat dari : menulis dan menggambar sama-sama memerlukan kematangan psikomotor, menulis dan menggambar mempunyai kemampuan kognitif yang sama, menulis dan menggambar sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Kemampuan berhitung dapat kita berikan sebagai bagian utuh dalam kegiatan di sentra, menghitung jumlah pinsil warna yang digunakan, berapa warna yang digunakan untuk mewarnai, ada berapa anak laki-laki yang ikut kegiatan tersebut dan seterusnya. Pengenalan matematika setidaknya dapat meliputi : mencocokkan, mengurutkan, membandingkan, mengelompokkan, pembelajaran bentuk-bentuk dan hubungan spatial (geometri), membuat pola, pemahaman angka.

Kesimpulan

Visi, Misi dan Tujuan kita dalam membesarkan anak adalah titik awal, dilanjutkan dengan penggalian kemampuan dan talenta anak melalui berbagai tehnik dengan metoda yang sangat memperhatikan adanya perbedaan individu yang membuat setiap anak manusia unik. Talenta apa yang dimilikinya, bidang apa yang disukai dan diminatinya. Mendukung pengembangan talenta yang dimilikinya melalui pembelajaran di sekolah yang meningkatkan potensinya, membantu kelemahannya, menyingkap minatnya. Metoda BCCT didukung tehnik misalnya MI membangun anak kita menjadi pribadi yang tangguh, life-long learner/ pembelajar sepanjang hayat, berani mencoba berbagai hal baru, tak mudah putus asa.
Paksaan terhadap anak yang belum siap untuk belajar membaca, berhitung dan menulis pada anak usia 4 -6 tahun akan membuat anak menjadi mudah patah semangat, stress di usia sangat muda.
Belajar tidak hanya di masa Taman Kanak-kanak karena jenjang pendidikan masih jauh yang harus ditempuh SD, SMP, SMA, S1, S2, S3. Bila belajar bukanlah hal yang menyenangkan maka akan banyak kita temui remaja membolos sekolah, keluyuran di Mal-mal saat jam sekolah. Ketidakbahagiaan di masa kanak-kanak memenuhi relung hati mereka sehingga ketika kita tua, sendirian, anak-anak kita semua sibuk dengan diri mereka sendiri karena kurangnya keterikatan emosional dengan kita ,orang tuanya. Kenangan masa lalu yang dipenuhi dengan paksaaan untuk belajar.
Belajar haruslah sesuatu yang menyenangkan. Fun, fun, fun.
* Belajar membaca tanpa adanya kesiapan anak hasilnya adalah anak pandai membaca tetapi tidak mampu memahami apa yang dibacanya.
* Belajar menulis sebelum matangnya kemampuan untukmenulis, hasilnya anak pandai menulis tetapi tidak mampu memyampaikan aspirasi, pendapatnya melalui tulisan.
Mari … kita persiapkan, para pemimpin masa depan, anak-anak kita, keturunan kita dengan sebaik-baiknya. Proses sama pentingnya dengan hasil yang dicapai. Terima kasih
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu senantiasa menyertai usaha kita. Amin.

Referensi / bacaan lebih lanjut :

http://member.shaw.ca/hidden-talents/brain
http://www.extensor.co.uk/
http://www.cwrl.utexas.edu/
http://funderstanding/
http://familyeducation.com/

1 komentar:

MONOKROM mengatakan...

Mari-mari Bu!
Saya turut tut wuri handayani kemawon!